Home DPRD PROVINSI KALIMANTAN TIMUR Darlis Soroti Ketimpangan Kesejahteraan Tenaga Medis di Kaltim

Darlis Soroti Ketimpangan Kesejahteraan Tenaga Medis di Kaltim

16
0
SHARE
Darlis Soroti Ketimpangan Kesejahteraan Tenaga Medis di Kaltim

Keterangan Gambar : Sekretaris Komisi IV DPRD Kalimantan Timur, M. Darlis

Samarinda, Sapakaltim.com, – Sekretaris Komisi IV DPRD Kalimantan Timur, M. Darlis, mengingatkan pemerintah daerah agar tidak terjebak dalam euforia pembangunan fisik fasilitas kesehatan, namun abai terhadap aspek paling mendasar: kesejahteraan tenaga medis.

Darlis menilai, rendahnya tunjangan dan minimnya insentif membuat banyak dokter dan tenaga medis memilih hengkang dari rumah sakit daerah. Hal ini menurutnya berdampak langsung pada menurunnya kualitas layanan kesehatan di Kaltim.

“Banyak dokter memilih keluar dari rumah sakit daerah karena merasa tunjangan yang mereka terima tidak memadai. Apalagi kalau sudah punya tanggungan keluarga. Ini realita yang tidak boleh diabaikan,” tegas Darlis, Sabtu (7/6/2025).

Ia menyebut, isu ini bukan sekadar masalah penggajian, melainkan menyangkut keadilan dan keberlanjutan sistem pelayanan publik. Tanpa dukungan SDM yang solid, pembangunan sektor kesehatan akan timpang.

Kondisi ini, menurut Darlis, makin terancam dengan adanya pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN) yang menyedot banyak tenaga profesional, termasuk dari sektor kesehatan. Tanpa strategi retensi yang jelas, Kaltim terancam kekurangan tenaga medis berkualitas.

“Kaltim bisa tertinggal dalam hal distribusi dokter dan perawat. Jika tak ada insentif kompetitif, daerah ini hanya akan menjadi tempat singgah sementara sebelum tenaga medis pindah ke wilayah lain yang lebih menjanjikan,” ujarnya.

Darlis mendorong Pemprov Kaltim untuk segera mengevaluasi ulang skema tunjangan daerah, insentif khusus, dan sistem kontrak kerja bagi tenaga medis, terutama di daerah terpencil yang kerap mengalami kekosongan dokter spesialis.

“Kalau serius ingin menjadikan Kaltim sebagai bagian penting dari pembangunan nasional, maka dokter dan tenaga medis harus ditempatkan sebagai aktor utama. Mereka bukan pelengkap,” katanya.

Ia juga menekankan bahwa layanan kesehatan yang bermutu tidak bisa dicapai hanya dengan membangun gedung megah atau membeli alat canggih. Faktor manusia tetap menjadi kunci utama yang tak bisa diabaikan.

Tim Redaksi (Adv 91/Ris)