
Keterangan Gambar : Foto ketua harian panitia Paulinus Dugis beserta jajarannya saat melakukan konferensi pers, Selasa (20/5/2025).
Samarinda, Sapakaltim.com– Langit malam di atas Convention Hall Samarinda, Senin (19/5/2025), menjadi saksi riuhnya dialog demokrasi dalam Kongres Ke-39 Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI). Di balik hiruk-pikuk forum nasional itu, panitia akhirnya angkat bicara—bukan untuk membela, tapi untuk meluruskan.
Paulinus Dugis, Ketua Harian Panitia, muncul tenang di tengah sorotan lampu konferensi pers keesokan harinya. Dengan nada yang tak menggurui, ia menjelaskan: ini bukan kegaduhan, melainkan napas demokrasi yang menghidupi GMKI.
“Wajar saja ada dinamika. Inilah wajah asli organisasi yang sehat. Tidak ada yang perlu dibesar-besarkan,” katanya, seakan mengajak semua pihak melihat lebih jauh dari sekadar riak permukaan.
Kongres ini bukan sembarang pertemuan. Hadir tokoh-tokoh nasional: Kapolri, Menteri ESDM, hingga Menpora, ikut memberi warna dan makna. Bagi panitia, kehadiran mereka bukan sekadar formalitas, melainkan pengakuan atas pentingnya forum ini dalam merancang masa depan kepemimpinan mahasiswa Kristen di Indonesia.
Panitia tak bekerja sendiri. Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur dan Pemerintah Kota Samarinda memberikan dukungan penuh. “Kami berterima kasih atas keterlibatan mereka. Ini kongres kita bersama,” ucap Paulinus, Selasa (20/5/2025).
Terkait keamanan, tak ada ruang untuk celah. Polisi berjaga 24 jam. Panitia dan aparat bekerja bahu-membahu menjaga suasana tetap kondusif. “Kami ingin peserta fokus berdiskusi, bukan khawatir,” imbuhnya.
Isu keberpihakan panitia yang sempat berseliweran di media sosial? Saiduani Nyuk, Wakil Ketua Harian, menepisnya dengan lugas.
“Kami hanya pelaksana teknis. Tidak ada afiliasi politik di balik meja logistik,” katanya, menyayangkan narasi negatif yang merembes keluar dari forum.
Meski riak sempat terasa, semua kembali ke jalur dialogis. Satu hal yang tak berubah: semangat untuk menyatukan pikiran, bukan memecah perbedaan.
Kongres GMKI Ke-39 masih akan terus bergulir beberapa hari ke depan. Di dalamnya, sejarah baru akan ditulis—oleh mereka yang berani berdialog, berbeda pendapat, dan tetap duduk satu meja.
(Tim Redaksi)
LEAVE A REPLY