Home DPRD PROVINSI KALIMANTAN TIMUR Banjir Bengalon Bukan Soal Cuaca, Tapi Akibat Pembiaran Alih Fungsi Hutan

Banjir Bengalon Bukan Soal Cuaca, Tapi Akibat Pembiaran Alih Fungsi Hutan

15
0
SHARE
Banjir Bengalon Bukan Soal Cuaca, Tapi Akibat Pembiaran Alih Fungsi Hutan

Keterangan Gambar : Anggota DPRD Kaltim, Arfan, angkat bicara soal banjir yang makin sering terjadi di Kecamatan Bengalon, Kutai Timur

Samarinda, Sapakaltim.com – Anggota DPRD Kaltim, Arfan, angkat bicara soal banjir yang makin sering terjadi di Kecamatan Bengalon, Kutai Timur. Menurutnya, penyebab utama bukan sekadar hujan, tapi rusaknya hutan di wilayah hulu akibat ekspansi tambang.

“Hutan kita di hulu sudah gundul. Kalau hujan turun, air tidak lagi tertahan di tanah. Langsung meluncur ke bawah. Ini konsekuensi dari pembukaan lahan besar-besaran,” ujar Arfan, Selasa (27/5/2025).

Ia menyebut, dampak kerusakan lingkungan di kawasan Wahau, Kongbeng, Muara Bengkal, dan Ancalong kini terasa langsung di Bengalon. Banjir pun tak lagi jadi kejadian musiman, melainkan rutinitas yang makin sulit dikendalikan.

“Kalau dulu butuh waktu berjam-jam sebelum air naik. Sekarang baru hujan sebentar, rumah sudah kebanjiran. Ini dampak dari tata ruang yang rusak,” tegasnya.

Arfan menyoroti IUP (Izin Usaha Pertambangan) yang dinilainya terlalu mudah diberikan tanpa kajian lingkungan yang memadai. Ia menekankan bahwa investasi jangan sampai mengorbankan keselamatan warga.

“Bukan kami tidak mendukung investasi. Tapi jangan sampai rakyat yang jadi korban. Harus ada keseimbangan antara pertumbuhan ekonomi dan keselamatan lingkungan,” katanya.

Sebagai legislator dari Dapil Kutim, ia akan mendorong evaluasi menyeluruh terhadap IUP, khususnya di hutan lindung dan kawasan tangkapan air. Ia juga mendorong lahirnya regulasi yang lebih tegas dan sanksi nyata untuk perusahaan pelanggar.

“Kalau kita biarkan terus, bukan hanya banjir, tapi ekosistem dan masa depan masyarakat lokal juga ikut hancur,” pungkasnya.

Tim Redaksi (Adv 46/Ris)