Samarinda, Sapakaltim.com – Ketua DPRD Kalimantan Timur (Kaltim), Hasanuddin Mas’ud, menyoroti krisis karakter yang tengah dihadapi generasi muda dan menyerukan pentingnya mengembalikan fungsi sekolah sebagai ruang pemulihan sosial, bukan sekadar institusi akademik.

Dalam keterangannya, Sabtu (7/6/2025), Hasanuddin yang akrab disapa Hamas, menegaskan bahwa meningkatnya kasus kenakalan remaja bukan hanya soal kedisiplinan, tetapi cerminan dari kegagalan sistem pendidikan dalam merespons kebutuhan emosional siswa.

“Remaja kita sedang menghadapi krisis—bukan hanya soal kenakalan, tapi soal jati diri dan rasa aman mereka di lingkungan sosial. Sekolah harus hadir sebagai ruang pemulihan, bukan hanya tempat mengejar nilai,” ujarnya.

Hamas menilai tekanan sosial, kurangnya peran keluarga, dan derasnya arus informasi digital menjadi kombinasi yang membuat banyak remaja kehilangan arah. Sayangnya, sekolah belum cukup adaptif terhadap tantangan ini.

“Kita terlalu sering bicara soal sanksi. Padahal, banyak dari mereka hanya butuh ruang untuk didengarkan. Pendidikan itu seharusnya merangkul, bukan mengadili,” tegasnya.

Hamas mendorong Dinas Pendidikan dan seluruh pemangku kepentingan di bidang pendidikan untuk memperkuat layanan konseling, serta membentuk komunitas belajar yang sehat secara psikologis dan sosial.

Data menunjukkan peningkatan kasus kenakalan remaja di Kaltim dalam beberapa tahun terakhir, mulai dari tawuran, penyalahgunaan media sosial, hingga pelanggaran hukum ringan.

Ia menyarankan agar setiap sekolah di Kaltim memiliki unit pendampingan psikososial berbasis komunitas, yang melibatkan guru, orang tua, hingga tenaga profesional. Langkah ini dinilai mampu membangun ekosistem pendidikan yang lebih adaptif dan suportif.

“Remaja tidak butuh sekolah yang sempurna, tapi sekolah yang mau mendengarkan. Kita harus memanusiakan mereka dalam proses belajar. Mereka bukan sekadar pelaku pelanggaran, tapi manusia yang sedang bertumbuh,” pungkasnya.

Tim Redaksi (Adv 93/Ris)