Home DPRD PROVINSI KALIMANTAN TIMUR Wabah Rabies Mengintai, DPRD Kaltim Desak Aksi Cepat dan Edukasi Masyarakat

Wabah Rabies Mengintai, DPRD Kaltim Desak Aksi Cepat dan Edukasi Masyarakat

28
0
SHARE
Wabah Rabies Mengintai, DPRD Kaltim Desak Aksi Cepat dan Edukasi Masyarakat

Keterangan Gambar : Wakil Ketua Komisi IV DPRD Kalimantan Timur, dr. Andi Satya Adi Saputra, Sp.OG., M.Kes.

Samarinda, Sapakaltim.com — Wakil Ketua Komisi IV DPRD Kalimantan Timur, dr. Andi Satya Adi Saputra, Sp.OG., M.Kes., mendesak pemerintah daerah untuk segera menanggapi lonjakan kasus gigitan hewan penular rabies (GHPR) yang meningkat tajam di provinsi ini. Hingga April 2025, tercatat 1.334 kasus, dengan 391 di antaranya terjadi dalam empat bulan pertama tahun ini.

“Angka ini bukan sekadar statistik. Setiap kasus berarti ada nyawa yang terancam. Rabies hampir selalu fatal jika gejala sudah muncul. Kita harus serius menangani ini,” ujar Andi, yang juga seorang dokter spesialis kandungan, saat diwawancarai di Gedung DPRD Kaltim, Kamis (22/5/2025).

Andi menilai bahwa sistem pengendalian rabies di masyarakat dan pemerintah daerah masih lemah. Edukasi tentang bahaya rabies dan pentingnya vaksinasi hewan peliharaan harus ditingkatkan.

“Banyak warga belum tahu kalau bukan hanya anjing yang bisa menularkan rabies. Kucing, kera, bahkan kelelawar juga bisa menjadi vektor. Ini soal edukasi yang belum menyeluruh,” katanya.

Ia juga menekankan pentingnya penanganan luka gigitan yang tepat.

 “Saat tergigit, jangan tunggu muncul gejala. Luka harus segera dicuci dengan sabun dan air mengalir selama minimal 15 menit sebelum dibawa ke fasilitas kesehatan,” tegas Andi

Selain itu, Andi mengkritik cakupan vaksinasi hewan peliharaan yang masih minim di beberapa wilayah Kaltim. Ia mendorong pemerintah daerah bekerja sama dengan dinas kesehatan dan dinas peternakan untuk melakukan vaksinasi hewan secara massal, khususnya di daerah zona merah rabies.

Andi juga menyarankan peningkatan sistem surveilans rabies, termasuk pendataan populasi hewan liar yang berpotensi menjadi pembawa virus.

Ia juga mendorong sinergi antarsektor, termasuk peran aktif kepala desa dan tokoh masyarakat dalam mengedukasi warganya.

“Jika tidak ada tindakan cepat, kasus akan terus naik, dan ini bisa menjadi krisis kesehatan berikutnya. Kita harus bertindak sekarang,” pungkas Andi.

Tim Redaksi (Adv 66/Ris)